AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
07 November 2025 oleh bali
Anggota DPD RI asal Bali “Ni Luh Djelantik” kembali menunjukkan ketegasan sikapnya dalam mengawal keselamatan wisatawan di Bali. Melalui kunjungan langsung (sidak) ke wahana bungee jumping di Extreme Park, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Ni Luh menemukan kondisi fasilitas yang dinilai sangat membahayakan jiwa.
Dengan suara lantang dan nada prihatin, Ni Luh meminta agar Xtreme Park Bali ditutup total dan dilarang beroperasi sebelum keselamatan pengunjung benar-benar terjamin.
“Beraninya mereka menyediakan fasilitas dengan kondisi sangat mengerikan ini, aplagi menjual tiket dengan harga jutaan rupiah. Bayangkan kalau tembok yang sudah retak ini lepas? Bisa merenggut nyawa manusia,” ujar Ni Luh dengan nada geram saat ditemui di lokasi, Kamis (6/11).
Dalam video dan dokumentasi yang ia bagikan, tampak jelas dinding penopang fasilitas bungee jumping mengalami “retakan besar”, serta beberapa bagian struktur tampak tidak layak pakai. Kondisi itu, menurut Ni Luh, sama sekali tidak pantas untuk digunakan, apalagi dalam aktivitas ekstrim seperti lompat bungee yang menuntut standar keamanan internasional.
Senator yang dikenal vokal membela kepentingan rakyat ini juga menegaskan bahwa tindakan seperti ini tidak hanya mencoreng wajah pariwisata Bali, tetapi juga mengancam reputasi keselamatan destinasi wisata internasional.
“Bali dikenal dunia bukan hanya karena indahnya alam, tapi juga karena keramahan dan rasa aman bagi para wisatawan. Jangan sampai ada korban dulu baru pemerintah turun tangan. Ini jelas kelalaian yang tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Ni Luh menambahkan bahwa dirinya akan segera mengirimkan surat resmi kepada instansi terkait, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten Klungkung, untuk menindaklanjuti hasil temuan lapangan tersebut.
Tak hanya berhenti di situ, Ni Luh juga menyerukan agar pihak kepolisian, khususnya Polres Klungkung dan Polsek Nusa Penida, segera mengambil tindakan nyata.
“Kepada kepolisian, saya mohon agar segera mencabut besi-besi pada tembok yang retak. Itu sangat berbahaya kalau masih digunakan. Jangan menunggu ada nyawa melayang baru semua sibuk,” katanya dengan tegas.
Ni Luh berharap pemerintah daerah dan aparat hukum tidak menutup mata terhadap potensi bahaya di lokasi-lokasi wisata berisiko tinggi. Ia menilai, pengawasan dan sertifikasi keselamatan di tempat wisata ekstrem harus dilakukan secara berkala dan terbuka kepada publik.
“Setiap tempat wisata yang menjual sensasi adrenalin harus memiliki standar keselamatan yang jelas, audit struktur bangunan, serta sertifikat kelayakan. Jika tidak, maka itu sama saja dengan menjual maut kepada wisatawan,” ujarnya.
Aksi sigap Ni Luh Djelantik ini kembali menuai apresiasi luas dari masyarakat. Banyak yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk nyata kepedulian seorang wakil rakyat terhadap keselamatan publik, terutama di tengah maraknya pembangunan wahana wisata yang kadang abai terhadap aspek keamanan.
Kini, publik menanti langkah tegas dari pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk memastikan keselamatan wisatawan di Xtreme Park Nusa Penida dan destinasi lainnya di seluruh Bali. Karena bagi Ni Luh Djelantik, pariwisata Bali bukan hanya soal keindahan dan keuntungan ekonomi, tapi tentang tanggung jawab dan kemanusiaan.