AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
30 Januari 2025 oleh bali
Pelaksanaan pengerupukan sehari menjelang Hari Suci Nyepi dengan pawai ogoh ogoh belakangan ini berlangsung meriah dengan jumlah ogoh ogoh yang begitu banyak dan disaksikan penonton yang luar biasa khususnya dalam Kota Denpasar.
Namun di balik kemeriahan tampilan dan atraksi ogoh ogoh tersebut, banyak tokoh yang mulai khawatir dengan prosesi spiritual tersebut yang disinyalir mulai keluar dari makna sebenarnya.
“Ogoh ogoh sudah menggunakan peralatan modern sound system dengan suara yang sangat keras dan bising sehingga mengalahkan bunyi-bunyian gamelan. Arak-arakan ogoh ogoh bahkan melewati batas waktu jam 12 malam. Di tahun 2024 lalu arak-arakan sampai pukul 04.00,” ujar sejumlah tokoh dalam acara Dengar Pendapat DPD dengan Tokoh pada Jumat (24/1/2025) di Kantor DPD RI Renon Denpasar. Pertemuan yang dibuka Anggota DPD RI Dapil Bali IB Rai Dharmawijaya Mantra tersebut dihadiri sekitar seratus peserta dari berbagai kalangan, aparat dan tokoh adat.
Padahal Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 tentang Pelestarian Ogoh Ogoh pada Pasal 10 Ayat 3 menyebutkan, setiap peserta lomba ogoh-ogoh wajib menggunakan gamelan Bali atau instrumen tradisional dan tidak menggunakan sound system. Perda ini diundangkan sejak 31 Desember 2024 lalu.
Menurut Bayu, pelarangan sound system sangat tepat karena menimbulkan kebisingan. Kalau alasannya tidak punya gamelan, bisa dengan perangkat yang lain seperti tek tekan dll.
Seniman Deck Soto mengaku kaget saat menyaksikan arak-arakan ogoh ogoh di Catur Muka yang menggunakan sound system karena di Sanur tidak seperti itu. Ia berharap adanya pengawasan yang lebih ketat terkait hal ini.
Rekannya seniman Keduk mengatakan Catur Muka ibarat magnet, banyak peserta ogoh ogoh ingin menampilkan kreasinya di sini. Jadi mohon bisa diatur pengawasannya agar bisa tertib.
Ketua Sabha Yowana menambabkan pihaknya mendukung dilarangnya penggunaan sound system, karena dapat menggerus kebudayaan Bali.
Seniman Made Rasta mengaku sebagai influencer ia banyak mendapat komentar dan melayangkan pertanyaan yang memancing orang untuk berkomentar terkait dengan makna ogoh ogoh. Ternyata banyak yang tidak mengetahui makna dari ogoh ogoh. “Ini karena kurangnya edukasi terkait pemahaman dan filosofi ogoh ogoh,” ungkapnya.
Seniman Marmar dari Gemeh mengaku khawatir ketika STT sudah menyiapkan ogoh-ogoh dan tabuh, namun diganggu dengan adanya sound system. “Kami lega adanya peraturan terkait pelarangan sound system, namun harus ada garansi agar tidak menjadi potensi keributan,” ungkapnya.
Majelis Desa Adat menambahkan agar pelaksanaan arak-arakan bisa tertib dan lancar perlu membatasi ogoh ogoh anak-anak di luar ogoh ogoh sekaa teruna.
Pihak Kesbangpol mengingatkan harus ada ketegasan waktu terkait pengarakan ogoh ogoh, seperti tahun lalu jam 1 malam masih banyak ogoh ogoh. Dan ditemukan di lapangan ogoh ogohnya kecil namun soundnya besar.
Pihak Satpol PP Denpasar berharap agar sosialisasi dilaksanakan sejak dini, karena pengalaman tahun 2024, hitungan pembuatan ogoh ogoh tidak lagi menghitung hari, namun dalam jam. Bahkan sound yang didatangkan dari Jawa sudah terlanjur disewa sehingga sulit dibatalkan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, M.Si. mengatakan ogoh ogoh merupakan budaya kreativitas.
Kreativitas ini harus diatur agar tidak mengganggu. “Kalau mengganggu jelas ini merusak kreativitas. Awasi eforia yang berlebihan terkait ogoh ogoh ini. Jangan sampai ada kreativitas radikal muncul dalam ogoh ogoh ini,” pesannya.
Pihak Poltabes Denpasar mengatakan akan mengawal apapun kegiatan masyarakat namun dimohon kerjasamanya terkait apa yang disepakati dapat disampaikan kepada masyarakat agar ditaati.
Unggit menyarankan merubah nama mengarak ogoh-ogoh dengan ‘Nyomia bhutakala’ menggunakan sarana ogoh-ogoh bagian dari tawur sasih kasanga. Karena konotasi ngarak identik dengan party berpotensi penggunaan sound system
Bani Sila menceritakan beberapa waktu lalu melihat ada pro kontra di media sosial. Genuine creatifity (kreativitas murni) dapat menjadi radikal karena ada kepentingan kapitalis.
Menurut Anggota DPD Rai Mantra, desa adat itu penjaga budaya yang dilakukan secara kolektif dan ini sudah diwariskan sejak dulu. Karena itu warisan budaya ini harus dijaga dan dipertahankan di desa adat.
Rai Mantra mengatakan perkembangan kreativitas murni atau asli dalam aktivitas Ogoh ogoh, merupakan perkembangan kreativitas yang memang berasal dari seni tradisi yang mengandung teknologi serta kehidupan sosial tradisi yang ada, yang merupakan inti dari pengembangan kreativitas murni dalam tradisi budaya kolektif (pengembangan kreativitas murni secara kolektif).
Sehingga faktor-faktor perpaduan dengan modernisasi hanya sebagai unsur penguat dalam faktor tertentu yang tidak menghilangkan inti dari kreativitas murni tersebut, yang tumbuh dan berkembang berdasarkan atas ide-ide tradisi dilakukan secara kolektif dan didukung oleh sarana prasarana modern sebagai bentuk adaptasi termasuk di dalamnya sound system. “Sound system bukan alat utama, tetapi alat penunjang yang dapat memperkuat ide-ide kreativitas murni, sehingga sarana prasarana modernisasi tersebut tidak menghilangkan tradisi-tradisi budaya yang ada justru memperkuat kebudayaan Bali karena mampu beradaptasi,” jelasnya.
Filsafat Nyepi yang mengandung makna dalam harus dipahami bersama, yang mengandung nilai kebersamaan, perdamaian (kedamaian lahiriah & bathiniah), serta bukan hanya pandangan hidup tetapi jalan hidup mencapai keamanan, stabilitas sosial, kenyamanan dalam mencapai kedamaian bersama. (bas)