AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
05 Juni 2025 oleh bali
Anggota DPD RI asal Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (4/6/2025) malam.
Sidak ini dilakukan menyusul keluhan warga terhadap kebisingan mesin diesel di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron.
Ni Luh langsung menyambangi permukiman warga di RT VII, yang berada tak jauh dari lokasi pembangkit.
Di sana, ia menyaksikan langsung tingkat kebisingan yang mencapai 105 desibel dari rumah warga.
“Kalau di bandara ada landasan helikopter, mereka bikin bunyi, lalu pergi. Tapi di sini, terjadi dari pagi sampai malam hari, non stop. Bisa lihat, suaranya sampai 105 desibel. Sedangkan batas toleransi manusia hanya 55 desibel,” ujar Ni Luh saat sidak.
Ia menyebut suara bising itu berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, terutama pada pendengaran warga yang tinggal di sekitar PLTGU Pemaron.
Ni Luh menegaskan, keberadaan pembangkit memang penting untuk pasokan listrik, namun tidak boleh mengorbankan kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
“Saya mewakili aspirasi masyarakat Buleleng, mohon agar suara-suara ini diredam. Cari alatnya, kalian (pengelola) pintar, kalian hebat. Karena sudah meletakkan alat-alat ini di sini berdampingan dengan masyarakat sekitar, gunakan kepintaran yang kalian punya. Gunakan akal yang kalian punya bagaimana caranya agar suara ini tidak keluar,” tegasnya mengkritik manajemen PLN.
Menurutnya, warga Pemaron hanya menuntut satu hal. Yakni kebisingan harus dikendalikan dan tidak melebihi ambang batas.
Ia mendesak agar manajemen PLN segera mencari teknologi peredam suara dan melakukan tindakan nyata.
“Pengelola harus menuntaskan masalah ini. Pertama, kebisingan harus diredam. Kedua, polusi yang ditimbulkan harus ditindaklanjuti. Ketiga, gunakan CSR untuk memperbaiki semua kerusakan yang muncul akibat keberadaan pembangkit listrik di sini,” jelas Ni Luh.
Ni Luh juga berjanji akan menyampaikan pengaduan warga ini langsung ke Direktur Utama PLN di Jakarta, agar ada solusi dari tingkat pusat.
Sebagai informasi, PLTGU Pemaron sempat tidak beroperasi selama beberapa tahun.
Namun sejak awal Mei 2025, pembangkit tersebut kembali diaktifkan menyusul terjadinya blackout di Bali.
Alih-alih mengandalkan tenaga gas atau uap, PLTGU justru mengoperasikan 80 unit mesin diesel.
Hal inilah yang menjadi sumber utama kebisingan dan menuai protes warga sekitar. Meski keluhan sudah disampaikan, hingga kini mesin diesel masih terus beroperasi. (*)